Ini gue tulis dan langsung post. Jadi maaf jika ada kesalahan.
Berhubung dengan lagi ingin beristirahat sedikit buat belajar, maka dengan mantra yang super, gue memutuskan untuk nulis sejarah ini. Sebenarnya ini udah lama banget, sebulan sebelum UN.
Entah apa yang gue impikan semalam, disaat gue udah merasa “lelah” belajar, disini Tuhan menegurku dengan halus. Ternyata, Allah masih sayang, syukurlah.. hehe
Fyi : Sekolah ini adalah sekolah yang dibangun oleh bpk. mantan Presiden B.J Habibie. Iya, yang kisah cintanya itu di kisahkan lewat film. Respect deh.
Sekolah ini adalah sekolah yang bisa terbilang “sulit” untuk di masuki, maksudnya siswanya pintar – pintar. Gak Cuma itu aja, disini diajarkan kejujuran dan lain sebagainya.
Jangan serius amat bacanya. Jadi udah nggak tahu mulainya dari mana.
Oke, disaat gue udah bosan belajar, dan lagi malas – malasan di kelas saat istirahat. Guru masuk ke kelas, dan bilang “Siapa yang mau masuk Cendekia ? magang disana, tidur disana” Dengan kekuatan seribu, gue segera bangkit untuk angkat tangan. Ya, kan kapanlagi gue bisa kesana apalagi tidur dan belajar.
Gue, udah mengetahui sekolah Cendekia jauh sebelum gue baru masuk SMP, udah lama banget. Jadi, ini berasa mimpi yang di nyatakan. Enggak pernah terbayang sama sekali bisa kesana.
Awalnya, bukan gue yang dipilih, karena ada dua siswa yang memperebutkan satu tempat. Antara gue, dan siswa lainnya, dan persaingan ini nggak di menangkan dengan suit memperebutkan ketos seperti Kevin Anggara.
Beberapa hari terlewati, akhirnya gue yang terpilih buat mewakili sekolah. Iya, gue membenarkan ini adalah teguran Tuhan dengan halus dan sempurna.
Udah siap barang – barang di koper, dan gue siap.
Gue ingat, yang pertama datang sebagai siswa magang adalah gue, yak. Kirain telat, atau nggak jadi, atau alasan lainnya yang berhalangan. Sebagai siswa yang datang paling awal, pasti nyali buat keluar dari mobil itu ada. Apalagi saat itu hujan. Lengkap sudah penderitaanku.
Koper udah di turunkan, akhirnya sebagai lelaki jantan, turun. Sambil baca kondisi, ini telat atau gimana. Nyatanya ? Gak.
Setelah sekian lama menunggu siswa se-Kota Gorontalo datang, akhirnya ada juga yang tiba ke lokasi dengan koper yang nggak kalah besar dengan gue. Iya, koper gue besar. Tapi, bodoamatlah, intinya bisa belajar dan tidur aja disana.
Makin banyak aja yang datang, ya iyalah 60 siswa, gimana nggak banyak.
Setelah semua mengambil kartu magang, akhirnya tujuan selanjutnya diberikan tempat tidur. Tahap paling membahagiakan, apalagi taunya kamar magang ber-ac, dan kita semua yang laki tidur sekamar semua, total 20-an lebihlah.
Awkward momen pun tiba, dimana disaat semua orang yang nggak kenalan dihadapkan pada suatu ruangan. Hape, adalah senjata utama gue buat membasmi semua itu. Maka keluarlah sang Jagoan gue. Tidak lain, tidak bukan Samsung Core II.
Entah beberapa menit terlewati, hape kita semua disita. Dalam hati gue “Wah, parah ini” Beruntung tadi udah kenalan ke semua, meskipun hanya pura – pura kenalan aja dulu, bisa pecah kepala gue, sekejap hapal semua nama.
Tapi, inilah yang terjadi jika semua pandai bergaul, asli suasana saat malam itu juga kacau, semua terlarut dalam tawa. Quality time, nggak ada hape, hanya suara saling memberi lelucon. Jadi, malam itu kita membentuk lingkaran, saling memperkenalkan nama, dan diselipkan dengan lelucon instan. Iya, hanya semalam kita semua udah bisa mengenal satu sama lain. Keren, ga?
Tidak terasa, udah larut. Next..
Bangun disana sekitaran jam 4 untuk subuh. FYI, gue nggak biasa. Aslinya jam 9 udah harus tidur, dan bangun jam setengah 4 untuk subuh. Tapi, gue baru tertidur jam 11.30 jam udah bangun jam 03.00.
Udah gitu terus sampai pulang, banyak banget kegiatan disana, yang bikin kita ketagihan. Dan, kebersamaan lebih dapet, agama keurus, nilai keurus. Ya, gimana ga keurus, yang masuk disana pintar semua. -_-
Nggak bisa gue sebutin satu persatu semua kegiatannya, dan teman yang udah “tinggal” sementara se-ruangan sama gue.
Intinya, gue masih mau.
Sengaja postingan kali ini, gue bikin sedikit lelucon, karena gue mau cerita yang real tanpa ada unsur di lebihkan dan di kurangkan.
Jika Kevin Anggara merasa tersinggung, mohon maafkan itu hanya sedikit lelucon buat para pembaca masih setia membaca.
Bila ada unsur yang merasa tersinggung mohon berkomentar :))
Terakhir, Bila ada Guru ICG yang membaca tulisan ini, terima kasih.
Udah habis.
Postingan selesai.
Kok tetap baca ?
Oke, ya.
Udah.
0 Response to "Story Di Insan Cendekia Gorontalo"
Post a Comment